Thursday, January 12, 2017

Apa Yang Terjadi Pada Saya

Silahkan gan....

ita hidup tak pernah luput dari dua hal yang silih berganti yaitu senang- sedih, siang- malam, hidup- mati, kaya- miskin, sehat-sakit dan seterusnya. Semua yang hidup pasti pernah mengalaminya. Inilah yang terjadi pada saya. Kita dalam keadaan sehat jangan lengah apa yang akan terjadi kemudian. Sebenarnya saya sudah paham hidup sehat dan  menjaga kesehatan. Selalu berolah raga walau tidak lama hanya 5 menit walau tidak tiap hari. Merokok bagi saya tidak ada cerita untuk mau menghisapnya. Makanan selalu  saya atur dan tak pernah terlambat. Minuman berakohol tak pernah saya sentuh. Tidur tak pernah saya lakukan larut malam paling lambat jam 10.00 itu pun tak selalu, kadang-kadang saja. Namun apa daya kalau musibah yang datang tak ada cerita untuk menghindari.

Sebenarnya kaki saya dulu  pernah mengalami kebas yang cukup lama. Kaki ini seperti kesemutan. Tetapi alhamdulillah hilang dengan sendirinya. Setelah puluhan tahun kemudian,kaki ini mulai terasa berat lagi tetapi belum merasa kesemutan hanya berat melangkah.Belum ada kecurigaan sedikitpun itu adalah penyakit yang serius yang akan derita.Saya pikir ini adalah akibat kurang olah raga. Mulailah saya lakukan olah raga lebih intensif dan mulai agak berat yaitu lari merathon walau tak jauh. Ini saya lakukan tiap minggu saja dikarenakan waktu cukup sibuk,  bekerja pada siang hari dan mengajar kursus pada  malamnya. Pokoknya sangat sibuklah pada waktu itu.

Kegiatan ini terus saya lakukan terus secara rutin terus menerus walau seorang diri. Tetapi ini mungkin puncaknya mulainya datangnya musibah. Pagi itu pada hari minggu setelah sholat subuh aktifitas biasa yang saya lakukan adalah lari merathon mengelilingi komplek perumahan dibatam center di batam kepri. Setelah merathon mengikuti rute yang biasa dilalui dan kembali sampai dititik awal dimana saya mulai star untuk berlari, saya duduk-duduk aja dibawah pohon besar karena merasa udara yang sangat segar dan bersih. Dari kejauhan saya dengar ada suara ada yang main bola kaki. Timbul rasa penasaran saya untuk main bola. Sebenarnya saya tak pandai main bola. Tapi karena ingin pulih sembuh dari kaki merasa berat melangkah. Timbul rasa tak puas setelah berolah raga sebelumnya. Maka beranjaklah saya dari duduk-duduk dibawah pohon tadi melangkah kelapangan bola. Saya berteriak ” main dong” .  “Ayo ikut” mereka mengajak yang sedang main bola. Maka bergabunglah saya untuk main bola. Pada saat akan mulai main saya merasakan kaki ini merasa bertambah berat. Maka saya putuskan sebagai kiper harapan saya tidak terlalu banyak untuk menendang bola. Maka mulailah kami bermain bola.

Suatu ketika gawang saya mendapat serangan, bola tidak saya tangkap tapi saya akan halau dengan menendang. Kaget kaki saya sulit menendang bola yang sudah didepan gawang untuk dihalau. “dug…” kaki saya kena tendang oleh dua anak yang menendang secara bersamaan. Saya ambruk jatuh terduduk dengan ekor duluan ketanah kaki menjulur kedepan. Begitu jatuh kaki ini tak ada rasa tak bisa digerakan. Tetapi setelah beberapa saat kaki mulai terasa dan mulai bisa digerakan. Saya berhenti main bola dan di papah kepinggir.

Setelah kejadian itu kondisi semakin menurun kekuatan kaki makin lemah. Kaki terasa panas.Terinjak batu kaki ini seperti  kesentrum dan langsung ambruk. Kemudian saya berobat kerumah sakit di Batam, saya ceritakan kronologis apa yang telah terjadi pada saya. Setelah diperiksa saya diberi obat. Saya ikuti aturan untuk minum obat. Setelah sebulan belum ada perubahan saya ulang lagi berobat dipoli saraf juga. Setelah di periksa, saya disuruh rongent. Dokter menyatakan bahwa saya kena saraf terjepit. Harus diopname. Memang kondisi saya makin parah untuk jalan saya harus merambat didinding dan pakai tongkat. Permintaan dokter saya tolak, karena saya telah mempersiapkan untuk berangkat pulang ke Padang. Tepatnya sehari setelah lebaran 2015, kami pulang ke padang. Pulangnya dipapah pakai kursi roda.
Di Padang kondisi saya makin parah berdiri saja tidak bisa. Untuk menekan tombol power laptop harus menggunakan dua jari. Berobat saya lakukan tetapi belum kerumah sakit seperti terapi cheragem, urut refleksi, bekam, minum obat herbal. Teapi belum ada hasil. Walau demikian usaha saya untuk ingin sembuh terus berkobar. Saya selalu serching di google apa penyakit saya ini, kata dokter di Batam saya ini kena saraf terjepit. Untuk ke dokter belum berani karena kata dokter spesialis di salah satu rumah sakit mengatakan “untuk mengatasi saraf terjepit harus dilakukan operasi tetapi kesembuhan 55 berbanding 45 artinya 55% bisa sembuh dan 45% bisa gagal mengakibatkan lumpuh total ditambah biaya untuk operasi cukup mahal.

Setelah dipertimbangkan dengan masak kembali saya berobat ke rumah sakit di Padang kondisi tidak bisa berjalan. Dalam pemeriksaan medis kondisi saya diperiksa satu persatu. Mulai dari atas hingga ke kaki. Setelah didiagnosa oleh dokter, saya diberi resep obat yang harus tebus dan obat-obat itu adalah mecobalamin 500 mg, leoresal 10 mg, metypredisolone. Tapi dokter tak mau memberitahukan apa yang saya derita. Padahal sudah saya tanya tapi dokter diam saja, saya juga tak mau memaksakan untuk bertanya.

Tetapi saya punya inisiatif gunakan internet untuk serching di google. Apa saja obat yang diberikan dokter tadi.

1. Mecobalamin 500 mg adalah tergolong obat neurotropik. Obat ini adalah      bentuk aktif Vitamin B12 yang dapat mencapai otak, berperan dalam perbaikan kerusakan sel saraf dan meningkatkan pembentuk sel saraf baru. Methycobal diindikasikan untuk penderita kekurangan vitamin B12, neuropati perifer (gangguan saraf tepi dengan gejala kesemutan atau keram).

Gejala saat itu saya alami :Kaki terasa panas, kebas, terinjak batu kecil menimbulkan rasa nyeri yang sangat.

2  Methylprednisolone adalah obat steroid yang menekan sistem kekebalan tubuh (immunosupresan) yang berguna untuk mengurangi gejala peradangan (inflamasi) seperi pembengkakan, nyeri, dan ruam gejala saat itu saya alami :Kaki terasa panas dan nyeri.

3.  Lioresal 10 mg adalah obat spastisitas otot rangka pada sklerosis multipel. Keadaan spatik pada penyakit medula spinalis karena infeksi, degenerasi, trauma, neoplastik atau keadaan yang tidak diketahui penyebabnya.

Gejala saat itu saya alami :Tidak bisa mengangkat tubuh, berdiri (rapuh).
Setelah sebulan makan obat memang ada efek signifikan jari-jari mulai bisa digerakan. Obat terus saya minum, terapi ringan seperti membuat gerak-gerak senam selalu saya lakukan. Saya merasakan ini kiranya obat yang diberikan Allah SWT pada saya.Mula-mula bisa tegak berdiri  berpegangan pada dinding. Terus berkembang bisa berjalan merambat pada dinding. Lama kemudian bisa berjalan tapi dengan bantuan tongkat. Sekarang sudah bisa berjalan dua kaki. Jalan pagi selalu saya lakukan setiap pagi. Tujuan untuk melatih kekuatan kaki dan menumbuhkan kepercayaan diri. 
Karena selama ini hanya terbaring. Untuk menumbuhkan kepercayaan diri. Saya melakukan jalan pagi dekat-dekat rumah saja. Terus saya tingkatkan lagi agak lebih jauh kira-kira hanya dua kilometer terus naik menjadi lima kilometer. Saya belum puas maka saya coba untuk ke luar kota dengan angkutan kereta api kira-kira lima puluh lima kilo meter ke pariaman.Itu saya lakukan sendiri demi melatih kepercayaan diri.Allhamdulillah itu sudah bisa saya lakukan. Memang belum 100% betul bentuk jalan saya  sempurna. Tetapi saya sudah  bisa beraktifitas lebih luas. RASA SYUKUR KU PADA MU YA ALLAH.