ita hidup tak pernah luput dari dua
hal yang silih berganti yaitu senang- sedih, siang- malam, hidup- mati, kaya-
miskin, sehat-sakit dan seterusnya. Semua yang hidup pasti pernah mengalaminya.
Inilah yang terjadi pada saya. Kita dalam keadaan sehat jangan lengah apa yang
akan terjadi kemudian. Sebenarnya saya sudah paham hidup sehat
dan menjaga kesehatan. Selalu berolah raga walau tidak lama hanya 5
menit walau tidak tiap hari. Merokok bagi saya tidak ada cerita untuk mau
menghisapnya. Makanan selalu saya atur dan tak pernah terlambat.
Minuman berakohol tak pernah saya sentuh. Tidur tak pernah saya lakukan larut
malam paling lambat jam 10.00 itu pun tak selalu, kadang-kadang saja. Namun apa
daya kalau musibah yang datang tak ada cerita untuk menghindari.
Sebenarnya kaki saya dulu pernah mengalami kebas yang cukup lama.
Kaki ini seperti kesemutan. Tetapi alhamdulillah hilang dengan sendirinya.
Setelah puluhan tahun kemudian,kaki ini mulai terasa berat lagi tetapi
belum merasa kesemutan hanya berat melangkah.Belum ada kecurigaan sedikitpun
itu adalah penyakit yang serius yang akan derita.Saya pikir ini adalah akibat
kurang olah raga. Mulailah saya lakukan olah raga lebih intensif dan mulai agak
berat yaitu lari merathon walau tak jauh. Ini saya lakukan tiap minggu saja
dikarenakan waktu cukup sibuk, bekerja pada siang hari dan mengajar
kursus pada malamnya. Pokoknya sangat sibuklah pada waktu
itu.
Kegiatan
ini terus saya lakukan terus secara rutin terus menerus walau seorang diri.
Tetapi ini mungkin puncaknya mulainya datangnya musibah. Pagi itu pada hari
minggu setelah sholat subuh aktifitas biasa yang saya lakukan adalah lari
merathon mengelilingi komplek perumahan dibatam center di batam kepri. Setelah
merathon mengikuti rute yang biasa dilalui dan kembali sampai
dititik awal dimana saya mulai star untuk berlari, saya duduk-duduk aja
dibawah pohon besar karena merasa udara yang sangat segar dan bersih. Dari
kejauhan saya dengar ada suara ada yang main bola kaki. Timbul rasa penasaran
saya untuk main bola. Sebenarnya saya tak pandai main bola. Tapi karena ingin
pulih sembuh dari kaki merasa berat melangkah. Timbul rasa tak puas setelah
berolah raga sebelumnya. Maka beranjaklah saya dari duduk-duduk dibawah pohon
tadi melangkah kelapangan bola. Saya berteriak ” main dong” . “Ayo
ikut” mereka mengajak yang sedang main bola. Maka bergabunglah saya untuk main
bola. Pada saat akan mulai main saya merasakan kaki ini merasa bertambah berat.
Maka saya putuskan sebagai kiper harapan saya tidak terlalu banyak untuk
menendang bola. Maka mulailah kami bermain bola.
Suatu
ketika gawang saya mendapat serangan, bola tidak saya tangkap tapi saya akan
halau dengan menendang. Kaget kaki saya sulit menendang bola yang sudah didepan
gawang untuk dihalau. “dug…” kaki saya kena tendang oleh dua anak yang
menendang secara bersamaan. Saya ambruk jatuh terduduk dengan ekor duluan
ketanah kaki menjulur kedepan. Begitu jatuh kaki ini tak ada rasa tak bisa
digerakan. Tetapi setelah beberapa saat kaki mulai terasa dan mulai bisa
digerakan. Saya berhenti main bola dan di papah kepinggir.
Setelah kejadian itu kondisi semakin menurun kekuatan kaki makin lemah. Kaki
terasa panas.Terinjak batu kaki ini seperti kesentrum dan langsung
ambruk. Kemudian saya berobat kerumah sakit di Batam, saya ceritakan kronologis
apa yang telah terjadi pada saya. Setelah diperiksa saya diberi obat. Saya
ikuti aturan untuk minum obat. Setelah sebulan belum ada perubahan saya ulang
lagi berobat dipoli saraf juga. Setelah di periksa, saya disuruh rongent.
Dokter menyatakan bahwa saya kena saraf terjepit. Harus diopname. Memang
kondisi saya makin parah untuk jalan saya harus merambat didinding dan pakai
tongkat. Permintaan dokter saya tolak, karena saya telah mempersiapkan untuk
berangkat pulang ke Padang. Tepatnya sehari setelah lebaran 2015, kami pulang
ke padang. Pulangnya dipapah pakai kursi roda.
Di Padang
kondisi saya makin parah berdiri saja tidak bisa. Untuk menekan tombol power
laptop harus menggunakan dua jari. Berobat saya lakukan tetapi belum kerumah
sakit seperti terapi cheragem, urut refleksi, bekam, minum obat herbal. Teapi
belum ada hasil. Walau demikian usaha saya untuk ingin sembuh terus berkobar.
Saya selalu serching di google apa penyakit saya ini, kata dokter di Batam saya
ini kena saraf terjepit. Untuk ke dokter belum berani karena kata dokter
spesialis di salah satu rumah sakit mengatakan “untuk mengatasi saraf terjepit
harus dilakukan operasi tetapi kesembuhan 55 berbanding 45 artinya 55% bisa
sembuh dan 45% bisa gagal mengakibatkan lumpuh total ditambah biaya untuk
operasi cukup mahal.
Setelah
dipertimbangkan dengan masak kembali saya berobat ke rumah sakit di Padang
kondisi tidak bisa berjalan. Dalam pemeriksaan medis kondisi saya diperiksa
satu persatu. Mulai dari atas hingga ke kaki. Setelah didiagnosa oleh dokter,
saya diberi resep obat yang harus tebus dan obat-obat itu adalah mecobalamin
500 mg, leoresal 10 mg, metypredisolone. Tapi dokter tak mau memberitahukan apa
yang saya derita. Padahal sudah saya tanya tapi dokter diam saja, saya juga tak
mau memaksakan untuk bertanya.
Tetapi saya punya inisiatif gunakan
internet untuk serching di google. Apa saja obat yang diberikan dokter tadi.
1. Mecobalamin 500 mg adalah tergolong
obat neurotropik. Obat ini adalah bentuk aktif
Vitamin B12 yang dapat mencapai otak, berperan dalam perbaikan kerusakan sel
saraf dan meningkatkan pembentuk sel saraf baru. Methycobal diindikasikan
untuk penderita kekurangan vitamin B12, neuropati perifer (gangguan
saraf tepi dengan gejala kesemutan atau keram).
Gejala saat itu saya alami :Kaki
terasa panas, kebas, terinjak batu kecil menimbulkan rasa nyeri yang sangat.
2 Methylprednisolone adalah
obat steroid yang menekan sistem kekebalan tubuh (immunosupresan) yang berguna
untuk mengurangi gejala peradangan (inflamasi) seperi pembengkakan, nyeri, dan
ruam gejala saat itu saya alami :Kaki terasa panas dan nyeri.
3. Lioresal
10 mg adalah obat spastisitas otot rangka pada sklerosis multipel.
Keadaan spatik pada penyakit medula spinalis karena infeksi, degenerasi,
trauma, neoplastik atau keadaan yang tidak diketahui penyebabnya.
Gejala saat itu saya
alami :Tidak bisa mengangkat tubuh, berdiri (rapuh).
Setelah sebulan makan obat memang ada efek signifikan jari-jari mulai bisa
digerakan. Obat terus saya minum, terapi ringan seperti membuat gerak-gerak
senam selalu saya lakukan. Saya merasakan ini kiranya obat yang diberikan Allah
SWT pada saya.Mula-mula bisa tegak berdiri berpegangan pada dinding.
Terus berkembang bisa berjalan merambat pada dinding. Lama kemudian bisa
berjalan tapi dengan bantuan tongkat. Sekarang sudah bisa berjalan dua kaki.
Jalan pagi selalu saya lakukan setiap pagi. Tujuan untuk melatih kekuatan kaki
dan menumbuhkan kepercayaan diri. Karena selama ini hanya terbaring. Untuk menumbuhkan kepercayaan diri. Saya melakukan jalan pagi dekat-dekat rumah saja. Terus saya tingkatkan lagi agak lebih jauh kira-kira hanya dua kilometer terus naik menjadi lima kilometer. Saya belum puas maka saya coba untuk ke luar kota dengan angkutan kereta api kira-kira lima puluh lima kilo meter ke pariaman.Itu saya lakukan sendiri demi melatih kepercayaan diri.Allhamdulillah itu sudah bisa saya lakukan. Memang belum 100% betul bentuk jalan saya sempurna. Tetapi saya sudah bisa beraktifitas lebih luas. RASA SYUKUR KU PADA MU YA ALLAH.