atahari mulai terbenam keparaduanya hari mulai gelap
menandakan waktu sholat magrib akan ditunaikan oleh umat yang beriman. Lili
sudah mengenakan mukenah untuk menunaikan kewajiban yang satu ini, nampak
cantik penuh bercahaya raut mukanya. Dia berjalan menuju mushalla didekat rumahnya.
Diperjalanan lili bertemu dengan ibu-ibu
yang menuju mushalla dan menyapa lili “kemushalla lili” kata ibu itu. Lili
menyahut, “ya bu….” sambil tersenyum. Bareng sama ibu ya li ? sapa ibu itu.
“mari bu kita sama-sama” , sahut lili. Akhirnya mereka berangkat bersama-sama
ke mushalla. Selesai mereka melaksanakan sholat magrib pulangnya sedikit
memaksa ibu siti menawarkan untuk mampir
kerumahnya Ibu itu bernama ibu siti. Lili berfikir hari ini dia punya waktu
untuk santai sejenak untuk mampir kerumah ibu siti. “boleh bu…sahut lili. Lili
singgah kerumah bu siti….”Assalamu’alaikum”, kata lili sebelum masuk kerumah. “Wa’alaikum
salam”, sahut ibu siti. “Silahkan lili duduk ibu akan membuatkan minum
kebelakang”. “Tak usah bu! disini aja kita duduk-duduk ”.Tanpa menghiraukan
kata lili ibu siti langsung masuk kedapur untuk membuat minuman. Sementara lili
duduk sendiri diruang tamu melihat-lihat foto didinding ruang tamu. Dilihatnya
ada sebuah foto bertiga yaitu ibu siti, bapaknya dan seorang pemuda tampan berpakaian
jas sama seperti bapaknya dan ibu siti berpakaian kebaya kelihatan sekali
keanggunan ibu siti dalam foto tersebut.
Tak lama kemudian ibu siti keluar dengan membawa dua gelas
air teh manis dan cemilan. Lili yang semula tertegun melihat foto buyar
seketika dalam lamunan dan kaget melihat ibu siti datang. Siti bertanya, “ tadi
saya melihat foto itu bu, siapa itu bu”. O…itu, itu foto ibu dengan suami ibu dan anak
satu-satunya namanya amir. Mendengar kata amir, lili tersenyum. Wah masih ada
nama anak seperti nama anak zaman dulu dalam hatinya. Umurnya hampir sama
dengan lili wajahnya tampan, tingginya semampai. Sekerang dimana suami ibu dan
anak ibu, tanya lili. “Suami ibu sudah tiada dan anak ibu bekerja diluar kota,
kadang sebulan sekali datang membezuk ibu disini untuk melepas kangen ibu
kepadanya. Lili terdiam mendengar cerita ibu tadi. Tak lama terdengar azan isya
berkumandang, mendengar itu ibu siti dan lili berangkat ke mushala untuk sholat
isya berjama’ah lagi.
Setelah sholat isya lili pamitan pulang kerumahnya kepada
ibu siti. Dirumah lili tertegun mengingat ibu siti, kasihan ibu siti yang
tinggal sendirian, anaknya jauh diluar kota. Tentu ibu siti kesepian sendirian
dirumahnya. Timbul ide lili bagaimana kalau ia sekali-kali bermain dengan ibu
siti setelah ia pulang kuliahnya selesai. Lili adalah seorang mahasiswi disuatu
univeritas tingkat akhir.Sekarang ia sedang menyusun skripsinya namun
bagaimanapun sibuknya kewajiban melaksanakan sholat lima waktu selalu ia
tunaikan.
Suatu ketika setelah pulang kuliah, lili singgah hanya untuk
main kerumah ibu siti, alangkah gembiranya ibu siti menyambut lili. Memang pada
saat itu ibu siti lagi duduk-duduk didepan rumahnya membaca buku agama.”Assalamu’alaikum”,
kata lili, “wa’alaikum salam “, “Ayo masuk lili tumben mau datang ketempat ibu”
dengan penuh gembira ibu siti menyambut lili. “Ya bu ini baru pulang kuliah,
teringat dengan ibu langsung aja saya singgah kesini”. Penuh keakraban keduanya
bercakap-cakap penuh canda tawa. Tak terasa hari udah mulai sorean. Maka pamitlah
lili pulang kerumah. Mengucapkan salam, lili berlalu dari rumah ibu siti. Berlalunya lili, tak lama datanglah anak bu
siti amir yang baru datang dari luar kota. Rupanya amir mengetahui ibunya baru
saja dikunjungi tamu. Karena ia melihat dari kejauhan sa’at turun dari
kendaraan angkot. Amir bertanya kepada ibunya “bu…tadi amir lihat ada seorang
cewek bersama ibu siapa itu bu?...tanya amir. Oooo..itu kamu tadi melihat
ya?...itu namanya lili. Dia anak baik sering ketemu ibu sa’at mau kemushala.
Mungkin ini nama jatuh cinta pada pandangan pertama, Amir semakin antusias
ingin mengetahui tentang lili. “Aduh anak ibu sudah mulai jatuh cinta nih” kata
ibunya. Amir agak malu-malu menjawab selenehan ibunya, “ah ibu ini”. Memang selama
ini semenjak amir udah bekerja, tak pernah mempunyai teman istimewanya. Paling
teman-teman biasa saja.
“Kok baru sekarang saya lihat, memangnya dia anak siapa bu?
Tanya amir. Dia kos dirumah bu minah sudah hampir enam bulan ini, dia kuliah
dan hampir menyelesaikan kuliahnya.”Memangnya kamu tertarik dengan lili”, sahut
ibunya. “ngak bu Cuma hanya nanya aja”, dengan malu-malu amir menjawab. Amir adalah anak satu-satunya bu siti, dia
kategori anak yang pemalu dengan wanita disisi lain dia termusuk anak yang
pintar dan pandai bergaul namun untuk urusan cinta amir sangat dangkal
pengalamanya. Suatu ketika seperti biasa lili berangkat ke mushalla untuk
melaksanakan sholat magrib berjama’ah karena melewati rumah ibu siti, tak
sengaja ibu siti dan putranya amir hendak kemushalla juga mereka bertemu
ditengah jalan. Ibu siti memperkenalkan anaknya amir kepada lili. Mereka hanya
tersenyum tak berjabatan tangan.Sambil berjalan mereka bertiga mengobrol sambil
berjalan menuju mushalla.
Setelah shalat magrib usai, mereka bertiga berjalan pulang
lili diatawari untuk singgah kerumah ibu siti namun kali ini siti menolak
dengan halus. Ibu siti menerima tolakan lili karena ada anaknya amir bersamanya
karena cuti kerja. Rupanya amir ada menaruh hati melihat tingkah laku lili,
maka diutarakanya kepada ibunya. Ibu siti tersenyum udah menduga Amir bakalan
jatuh hati kepada lili. Ibu siti sendiri merasakan keramahan dan kesholehahan
lili. Ibunya menyambut dengan gembira, “ tidak kamu aja yang senang sama lili,
ibupun juga menyenanginya”. Besoklah ibu akan undang lili akan ibu sampaikan
niat kamu itu.
Keesokan harinya ibu siti mengundang lili
kerumahnya, setelah mereka duduk-duduk berbincang-bincang maka diutarakan niat
baik amir untuk berkenalan dengan Lili. Lili agak kaget kerena selama ini ia
tak pernah berkenalan khusus dengan lelaki apalagi berpacaran. Sekarang ada
seorang lelaki yang ingin berkenalan dengannya. Tapi berusaha tenang menjawab
“bukan saya menolak bu namun sekarang saya ingin fokus untuk menyelesaikan
kuliah dulu baru kemudian saya memikirkan pria pendamping saya”. Tak apa-apa
lili tak usah jawab sekarang biarlah kalian berteman saja. Kalau kalian
nantinya merasakan kecocokan ibu akan merestui. Akhirnya amir dan lili bertukar
nomor handpone kesokan Amir kembali kekota dimana dia bekerja namun demikian
komunikasi antara mereka selalu terjalin walaupun mereka berjauhan.