Saturday, February 04, 2017

Cinta Jarak Jauh (LDR)

Silahkan gan....


atahari mulai terbenam keparaduanya hari mulai gelap menandakan waktu sholat magrib akan ditunaikan oleh umat yang beriman. Lili sudah mengenakan mukenah untuk menunaikan kewajiban yang satu ini, nampak cantik penuh bercahaya raut mukanya. Dia berjalan menuju mushalla didekat rumahnya. Diperjalanan lili  bertemu dengan ibu-ibu yang menuju mushalla dan menyapa lili “kemushalla lili” kata ibu itu. Lili menyahut, “ya bu….” sambil tersenyum. Bareng sama ibu ya li ? sapa ibu itu. “mari bu kita sama-sama” , sahut lili. Akhirnya mereka berangkat bersama-sama ke mushalla. Selesai mereka melaksanakan sholat magrib pulangnya sedikit memaksa ibu siti menawarkan  untuk mampir kerumahnya Ibu itu bernama ibu siti. Lili berfikir hari ini dia punya waktu untuk santai sejenak untuk mampir kerumah ibu siti. “boleh bu…sahut lili. Lili singgah kerumah bu siti….”Assalamu’alaikum”, kata lili sebelum masuk kerumah. “Wa’alaikum salam”, sahut ibu siti. “Silahkan lili duduk ibu akan membuatkan minum kebelakang”. “Tak usah bu! disini aja kita duduk-duduk ”.Tanpa menghiraukan kata lili ibu siti langsung masuk kedapur untuk membuat minuman. Sementara lili duduk sendiri diruang tamu melihat-lihat foto didinding ruang tamu. Dilihatnya ada sebuah foto bertiga yaitu ibu siti, bapaknya dan seorang pemuda tampan berpakaian jas sama seperti bapaknya dan ibu siti berpakaian kebaya kelihatan sekali keanggunan ibu siti dalam foto tersebut.
Tak lama kemudian ibu siti keluar dengan membawa dua gelas air teh manis dan cemilan. Lili yang semula tertegun melihat foto buyar seketika dalam lamunan dan kaget melihat ibu siti datang. Siti bertanya, “ tadi saya melihat foto itu bu, siapa itu bu”. O…itu, itu  foto ibu dengan suami ibu dan anak satu-satunya namanya amir. Mendengar kata amir, lili tersenyum. Wah masih ada nama anak seperti nama anak zaman dulu dalam hatinya. Umurnya hampir sama dengan lili wajahnya tampan, tingginya semampai. Sekerang dimana suami ibu dan anak ibu, tanya lili. “Suami ibu sudah tiada dan anak ibu bekerja diluar kota, kadang sebulan sekali datang membezuk ibu disini untuk melepas kangen ibu kepadanya. Lili terdiam mendengar cerita ibu tadi. Tak lama terdengar azan isya berkumandang, mendengar itu ibu siti dan lili berangkat ke mushala untuk sholat isya berjama’ah lagi.
Setelah sholat isya lili pamitan pulang kerumahnya kepada ibu siti. Dirumah lili tertegun mengingat ibu siti, kasihan ibu siti yang tinggal sendirian, anaknya jauh diluar kota. Tentu ibu siti kesepian sendirian dirumahnya. Timbul ide lili bagaimana kalau ia sekali-kali bermain dengan ibu siti setelah ia pulang kuliahnya selesai. Lili adalah seorang mahasiswi disuatu univeritas tingkat akhir.Sekarang ia sedang menyusun skripsinya namun bagaimanapun sibuknya kewajiban melaksanakan sholat lima waktu selalu ia tunaikan.
Suatu ketika setelah pulang kuliah, lili singgah hanya untuk main kerumah ibu siti, alangkah gembiranya ibu siti menyambut lili. Memang pada saat itu ibu siti lagi duduk-duduk didepan rumahnya membaca buku agama.”Assalamu’alaikum”, kata lili, “wa’alaikum salam “, “Ayo masuk lili tumben mau datang ketempat ibu” dengan penuh gembira ibu siti menyambut lili. “Ya bu ini baru pulang kuliah, teringat dengan ibu langsung aja saya singgah kesini”. Penuh keakraban keduanya bercakap-cakap penuh canda tawa. Tak terasa hari udah mulai sorean. Maka pamitlah lili pulang kerumah. Mengucapkan salam, lili berlalu dari rumah ibu siti.  Berlalunya lili, tak lama datanglah anak bu siti amir yang baru datang dari luar kota. Rupanya amir mengetahui ibunya baru saja dikunjungi tamu. Karena ia melihat dari kejauhan sa’at turun dari kendaraan angkot. Amir bertanya kepada ibunya “bu…tadi amir lihat ada seorang cewek bersama ibu siapa itu bu?...tanya amir. Oooo..itu kamu tadi melihat ya?...itu namanya lili. Dia anak baik sering ketemu ibu sa’at mau kemushala. Mungkin ini nama jatuh cinta pada pandangan pertama, Amir semakin antusias ingin mengetahui tentang lili. “Aduh anak ibu sudah mulai jatuh cinta nih” kata ibunya. Amir agak malu-malu menjawab selenehan ibunya, “ah ibu ini”. Memang selama ini semenjak amir udah bekerja, tak pernah mempunyai teman istimewanya. Paling teman-teman biasa saja.
“Kok baru sekarang saya lihat, memangnya dia anak siapa bu? Tanya amir. Dia kos dirumah bu minah sudah hampir enam bulan ini, dia kuliah dan hampir menyelesaikan kuliahnya.”Memangnya kamu tertarik dengan lili”, sahut ibunya. “ngak bu Cuma hanya nanya aja”, dengan malu-malu amir menjawab.  Amir adalah anak satu-satunya bu siti, dia kategori anak yang pemalu dengan wanita disisi lain dia termusuk anak yang pintar dan pandai bergaul namun untuk urusan cinta amir sangat dangkal pengalamanya. Suatu ketika seperti biasa lili berangkat ke mushalla untuk melaksanakan sholat magrib berjama’ah karena melewati rumah ibu siti, tak sengaja ibu siti dan putranya amir hendak kemushalla juga mereka bertemu ditengah jalan. Ibu siti memperkenalkan anaknya amir kepada lili. Mereka hanya tersenyum tak berjabatan tangan.Sambil berjalan mereka bertiga mengobrol sambil berjalan menuju mushalla.
Setelah shalat magrib usai, mereka bertiga berjalan pulang lili diatawari untuk singgah kerumah ibu siti namun kali ini siti menolak dengan halus. Ibu siti menerima tolakan lili karena ada anaknya amir bersamanya karena cuti kerja. Rupanya amir ada menaruh hati melihat tingkah laku lili, maka diutarakanya kepada ibunya. Ibu siti tersenyum udah menduga Amir bakalan jatuh hati kepada lili. Ibu siti sendiri merasakan keramahan dan kesholehahan lili. Ibunya menyambut dengan gembira, “ tidak kamu aja yang senang sama lili, ibupun juga menyenanginya”. Besoklah ibu akan undang lili akan ibu sampaikan niat kamu itu.
Keesokan harinya ibu siti mengundang lili kerumahnya, setelah mereka duduk-duduk berbincang-bincang maka diutarakan niat baik amir untuk berkenalan dengan Lili. Lili agak kaget kerena selama ini ia tak pernah berkenalan khusus dengan lelaki apalagi berpacaran. Sekarang ada seorang lelaki yang ingin berkenalan dengannya. Tapi berusaha tenang menjawab “bukan saya menolak bu namun sekarang saya ingin fokus untuk menyelesaikan kuliah dulu baru kemudian saya memikirkan pria pendamping saya”. Tak apa-apa lili tak usah jawab sekarang biarlah kalian berteman saja. Kalau kalian nantinya merasakan kecocokan ibu akan merestui. Akhirnya amir dan lili bertukar nomor handpone kesokan Amir kembali kekota dimana dia bekerja namun demikian komunikasi antara mereka selalu terjalin walaupun mereka berjauhan.